Rabu, 02 Mei 2012

Bab 6. Ketaqwaan

TrendMuslim.com - Toko Online IslamiPerpustakaan OPI
Allah Ta'ala berfirman: "Hai sekalian orang yang beriman, bertaqwalah engkau semua kepada Allah dengan sebenar-benarnya ketaqwaan." (Ali-Imran: 102)

Allah Ta'ala berfirman pula: "Maka bertaqwalah engkau semua kepada Allah sekuat-kuatmu." (at-Taghabun: 16) Ayat ini menjelaskan apa yang dimaksudkan dari ayat yang pertama.

Lagi Allah Ta'ala berfirman: "Hai sekalian orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah dengan kata-kata yang benar -sesuai dengan apa yang sesungguhnya." (al-Ahzab: 70)

Ayat-ayat yang berhubungan dengan perintah bertaqwa itu banyak sekali dan dapat dimaklumi.

Allah Ta'ala berfirman lagi: "Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan membuat untuknya jalan keluar -dari segala macam kesulitan- dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (at-Thalaq: 2-3)

Allah Ta'ala berfirman pula: "Jikalau engkau semua bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan untukmu semua pembedaan -antara kebenaran dan kesalahan, juga menutupi kesalahan-kesalahanmu serta mengampuni dosamu dan Allah itu memiliki keutamaan yang agung." (al-Anfal: 29)

Ayat-ayat dalam bab ini banyak sekali dan dapat dimaklumi. Adapun Hadits-haditsnya ialah:

69. Pertama: Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. ditanya: "Ya Rasulullah, siapakah orang yang semulia-mulianya?" Beliau s.a.w. bersabda: "Yaitu orang yang bertaqwa diantara engkau semua. Orang-orang berkata: "Bukan ini yang kita tanyakan." Beliau s.a.w, menjawab: "Kalau begitu ialah Nabi Yusuf, ia adalah Nabiyullah, putera Nabiyullah dan inipun putera Nabiyullah pula dan ini adalah putera khalilullah -kekasih Allah yakni bahwa Nabi Yusuf itu adalah putera Nabi Ya'qub putera Nabi Ishaq putera Nabi Ibrahim yaitu Khalilullah." Orang-orang berkata lagi: "Bukan ini yang kita tanyakan." Beliau s.a.w. menjawab pula: "Jadi tentang orang-orang yang merupakan pelikan-pelikan -pembesar-pembesar- dari bangsa Arab yang engkau semua tanyakan padaku? Orang-orang yang merupakan pilihan diantara bangsa Arab itu di zaman Jahiliyah, itu pulalah yang merupakan orang-orang pilihan di zaman Islam, jikalau mereka mengerti hukum-hukum agama." (Muttafaq 'alaih). Lafaz Faquhuu jika dibaca dengan didhammahkan qafnya adalah masyhur, tetapi ada yang mengatakan dengan mengkasrahkan qaf, lalu dibaca Faqihuu, artinya ialah 'mengerti akan hukum-hukum syara'."

70. Kedua: Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: "Sesungguhnya dunia ini manis dan menghijau -yakni lezat dan nyaman- dan sesungguhnya Allah itu menjadikan engkau semua sebagai pengganti di bumi itu, maka itu Dia akan melihat apa-apa yang engkau lakukan. Oleh karenanya, maka takutilah harta dunia dan takutilah pula tipu daya kaum wanita. Sebab sesungguhnya pertama-tama fitnah yang bercokol di kalangan kaum Bani Israil adalah dalam persoalan kaum wanita." (Riwayat Muslim)

71. Ketiga: Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Ya Allah, sesungguhnya saya memohonkan padaMu akan petunjuk, ketaqwaan, menahan diri dari apa-apa yang tidak diperkenankan serta kekayaan hati." (Riwayat Muslim)

72. Keempat: Dari Abu Tharif, yaitu 'Adi bin Hatim Aththa'i r.a., katanya; "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang bersumpah atas sesuatu persumpahan, kemudian ia mengetahui hal yang keadaannya lebih menjurus kepada ketaqwaan terhadap Allah daripada persumpahan yang dilakukannya tadi, maka hendaklah mendatangi -memilih- ketaqwaan itu saja." (Riwayat Muslim)

73. Kelima: Dari Abu Umamah yaitu Shuday bin 'Ajlan al-Bahili r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. berkhutbah dalam haji wada' -haji terakhir bagi beliau s.a.w. sebagai mohon diri, kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Bertaqwalah kepada Allah, kerjakanlah shalat lima waktumu, lakukanlah Puasa dalam bulanmu -Ramadhan, tunaikanlah zakat harta-hartamu dan taatilah pemegang-pemegang pemerintahanmu, maka engkau semua akan dapat memasuki syurga Tuhanmu." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam akhir kitab bab shalat dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.

Sumber:
  • Terjemah Riyadhush Shalihin - Jilid 1 - Pustaka Amani, Jakarta
  • Terjemah Riyadhush Shalihin - Jilid 2 - Pustaka Amani, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk. (HR. Bukhari dan Al Hakim)